Skip to content

I Love Jesus and Aceh

26 December, 2007

oleh Dzikrullah*

Tulisan di kaos lengan pendek warna abu-abu muda itu bisa bikin peunyan katroek loem “I love Jesus because I’m a Muslim and so is he (Saya mencintai Yesus karena saya seorang Muslim begitu pula dia).”

Oleh-oleh isteriku dari Melbourne itu sederhana, tapi mengesankan. Kaos yang dibuat oleh IISNA (Islamic Information and Service Network of Australia) itu pesannya sesuatu yang sudah jelas, dan difahami ratusan juta Muslimin Indonesia sejak kanak-kanak. Tapi berapa orang dari kita yang pernah mengatakannya kepada teman-teman kita penganut agama Kristen? Bahwa Jesus alias Nabi Isa As. adalah seorang Muslim, inti ajaran yang dibawanya sama dengan yang dibawa Nabi Muhammad Saw. yaitu tauhid, menolak penyembahan dan pengabdian selain kepada satu Ilah.

Penyimpangan terjadi setelah dirinya diangkat oleh Allah SWT. Beberapa muridnya berkompromi dengan Paulus –orang yang selama hidupnya sama sekali tak pernah berjumpa Jesus–, yang tadinya sangat anti-ajaran Jesus tapi kemudian berbalik jadi penda’wah utama ajaran Kristen. Catatan-catatan pribadinya bahkan kini jadi bagian penting kitab suci Kristen (Bible).

Pauluslah yang mengakomodasi kepercayaan pagan Romawi –bahwa tuhan lebih dari satu, dan menyepakati tiga unsur tuhan yang merupakan kesatuan (trinitas): tuhan Bapa, tuhan anak (Jesus), dan roh kudus. Distorsi ini kemudian mencapai puncaknya, ketika Kaisar Konstantin Agung, raja superpower Romawi waktu itu, menyelenggarakan Konsili Nicea tahun 325 M. Kongres besar Kristen ini memilih teologi Paulus sebagai teologi resmi Gereja, dan menganggap semua aliran Kristen yang lain sebagai heresy (kekafiran). Di Konsili ini, aspek-aspek Ketuhanan Jesus diputuskan lewat pemungutan suara (voting).

Tahun 392 M Kaisar Theodosius mengeluarkan Edict of Theodosius, yang meresmikan Kristen sebagai agama negara bagi Kekaisaran Romawi. Ketika Kristen secara resmi jadi agama Romawi –yang dicampur-aduk dengan paganisme, resmi pulalah penyelewengannya dari ajaran tauhid Jesus.

Kaos itu sebuah cara sederhana untuk mendudukkan perkara sebenarnya dari pandangan Islam. Jesus adalah nabi. Telah mendahului sebelum dia nabi-nabi lain yang diutus Allah Swt. dengan pesan yang sama: mengingatkan kembali siapa manusia, siapa Penciptanya, dan bagaimana manusia bersikap tahu diri kepada Penciptanya.

Ngomong-ngomong tentang Jesus, ada berita di harian The Washington Post yang menggelikan. Evangelis terkenal Jerry Falwell yang berteman dekat dengan Presiden W Bush bilang begini, “Rakyat di kawasan itu (Aceh) belum pernah mendengar nama Jesus disebut, jadi tak ada salahnya misionaris menyebarkan ajaran Bible sambil membawa bantuan kemanusiaan. ” Ia menanggapi kritik terhadap gerakan Kristenisasi di balik bantuan bagi korban Tsunami di Aceh. Lucunya, wartawan penulis berita itu sendiri yang membantah Falwell, “Tidak benar itu. Sebagai Muslim orang Aceh sudah mengenal Jesus karena nama itu tertera di dalam al-Quran bahkan sejak mereka mempelajarinya di waktu kecil.” Di dalam al-Quran, nama Nabi Isa As. alias Jesus disebut jauh lebih banyak daripada nama Nabi Muhammad Saw.

Yang sering lupa justeru umat Muslim sendiri, bahwa salah satu misi utama Islam adalah meluruskan berbagai ajaran yang bengkok, terutama pada kaum yang menamakan dirinya Yahudi dan Nasrani. Al-Ikhlash yang bagi banyak orang sering biasa disebut surat “Qulhu” turun di masa-masa sangat awal kenabian Muhammad, sudah menohok ulu hati teologi yang menyimpang itu, “Dia tidak beranak dan tidak diperanakkan. ..” Tapi, untuk sekedar menjelaskan kebengkokan itu kepada teman-teman Kristen pun umat Muslim Indonesia cenderung enggan. Sebagian karena nggak mau ribut, sebagian karena memang nggak tahu harus bicara apa, karena tak cukup percaya diri.

Jadi, jika kini umat Muslim Indonesia —khususnya yang bekerja membantu Aceh– tak bersikap jelas menghadapi Kristenisasi lewat bantuan kemanusiaan, ya wajar saja.

Di Pulau Aceh, di seberang Pulau We di mana Sabang berada, Catholic Relief Service (CRS) kabarnya sudah mendapat lampu hijau langsung dari Presiden SBY, untuk menangani pembangunan lebih dari 100 rumah penduduk. Lobinya lewat Menkokesra Alwi Shihab. Pulau itu konon sudah lama dikenal sebagai salah satu basis gerakan separatis. Menteri Sosial Bachtiar Chamsyah naik helikopter, mengunjungi daerah-daerah terpencil Aceh, dipandu oleh dua orang petugas dari Obor Berkat Indonesia (OBI), organisasi yang rajin membungkus obat dengan kantong plastik bertuliskan pesan-pesan gereja. Lebih dari 70 LSM dari Vatikan ditenteng mendarat oleh dubesnya sendiri masuk ke pedalaman garis pantai Aceh Barat siap mendirikan sekolah-sekolah. Truk-truk logistik World Vision beroda 12 merajai jalan-jalan Banda Aceh.

Apakah rakyat Aceh diam saja, karena mereka sedang butuh bantuan? Tidak. Di lapangan kita mulai mendengar berbagai keresahan mereka, tapi camat dan bupati yang jadi tuan rumah sedang berperan sebagai diplomat. Di satu sisi mereka harus mendengarkan kegelisahan rakyat, di sisi lain mereka tak mau dibilang `fanatik’ oleh atasannya. Sedangkan kita sedang menunggu bom waktu. Jika pemerintah menganggap “tidak ada masalah” dengan berbagai gerakan Kristenisasi itu, berarti pemerintah secara tidak langsung sedang mendiamkan proses menuju terjadinya insiden-insiden yang akan punya daya tarik internasional.

Logika sehatnya, kehadiran orang-orang misi Kristen di Aceh –sebuah negeri Muslim, justeru kesempatan bagi rakyat Aceh meluruskan kebengkokan ajaran iman mereka. Di Afghanistan dan Iraq itulah yang terjadi. Ribuan tentara Amerika yang ditugaskan menduduki negeri-negeri Muslim malah bersyahadat sejak Perang Teluk I, Perang Afghanistan, dan Perang Teluk II.

Anda ingat wartawan Inggris Yvonne Ridley, yang disandera oleh pasukan Taliban beberapa pekan sebelum AS menyerang negeri miskin itu akhir 2001? Selama sepuluh hari ditahan Taliban, Yvonne ngamuk hampir tak berhenti. Caci-maki berupa kata-kata kotor diteriakkannya kepada pemuda-pemuda bersurban hitam. Makanan yang diberikan kepadanya dilemparkan ke wajah pemuda-pemuda bergamis itu. Tak sekalipun mereka membalas amukan Yvonne. Beberapa pekan setelah dibebaskan dan berada di London, Yvonne malah bersyahadat. Untuk korban Tsunami di Aceh, Yvonne memandu sebuah lelang amal live di televisi bagi ICR (Indonesian Children Relief) dan Muslim’s Hand, organisasi bantuan kemanusiaan Muslim di negeri itu. Seorang pria menyumbangkan mobil Mercedes Benz lewat Yvonne.

Tapi kenapa logika sehat yang terjadi di Iraq dan Afghanistan tidak berlaku di Aceh? Kenapa hati kita dilanda kecemasan serius akan aqidah rakyat Nanggroe Aceh Darussalam, yang oleh bangsa kita dikenal kuat berpegang pada Islam? Sejujurnya, itu karena kita melihat dengan mata sendiri, pelan-pelan Islam tak lagi terlihat begitu kental di jalan-jalan Aceh. Gadis-gadis Aceh sudah tak segan lagi menonjolkan auratnya, bahkan bertempelan badan dengan lelaki yang bukan muhrimnya, di atas motor dan di pasar-pasar. Getar suara adzan sudah tak lagi mengundang cukup banyak orang untuk datang ke masjid. Rokok dan kopi jauh lebih mengasyikkan bagi lelaki Aceh ketimbang mengirup segarnya Al-Quran. Demikian, kata sahabat-sahabatku orang Aceh sendiri. Dan sejujurnya juga, dalam hal-hal itu, bukan hanya Aceh tetapi diri kita sendiri di luar Aceh pun patut kita cemaskan.

* Kolumnis hidayatullah.com

37 Comments leave one →
  1. 8 October, 2009 09:53

    Adakah yang sanggup memasukkan seluruh air laut ke dalam sebuah tempurung kelapa? Adakah manusia bijak yang mampu mengerti pikiran Alloh?

  2. 9 October, 2009 07:52

    adakah seorang yang mau mati demi sebuah konspirasi, kebohongan, ketenaran semu, jawabnya tidak. kalo memang paulus hrs mati di penjara, dirajam, dianiaya bahkan mati di penggal keplanya itu bukn demi kebohngn yg ia buat tpi demi kebenrannya. anda bilg murid2 Yesus membengkokan itu salah mereka justru hars mengalami penganiayaan sampai mati demi injil yag mereka dengar.saudar tau dua bls murid yesus semuanya mati secra sadis demi injil. tidk ada org yang mau mati demi kebohongan yg mereka sendiri ciptakan… seblm roma menjadi agama kristen ada ribuan org dewasa dan anak2 mati menjadi santapan singa istana demi kristus. mereka di musui dan dibakar dan tak ada yg mampu menhan radikal merka. merk tidak membunuh dan berteriak kafir kpd org lain di jalan2 tp mrk dengn kasih dan tulus mewartkn bahwa Yesus adalah TUHAN yang menjadi manusia.anda hrs berani teliti ajarn Yesus jgn hanya melihat alkuran utk memplajri Injil. alquran ada setlh 600 thn kekristenan mewabah diarab… pikirkan siapa yg yang membengkokan siapa. Dri sejak yesus org selalu memfitna apa yg dia ajarkan dan jika ada sampai skrg org meragukan Yesus dalam injil, itu normal. kami tdk kaget.banyak yang aku igin tuang dlm hal ini tpi ini dulu yah, tp biar bagaimana pun agama bkn utnuk diperdbatkan percuma…kalau kita mau melihat rumpt yag dipadang warnanya hijau pakailah kaca mata hijau tpi mau lihat yg sebenarnya warna asli buklalah kaca mata anda…I lov u friend GBU.

  3. 9 October, 2009 08:02

    mengapa org susah mengerti tentang kekristenan terutama Yesus versi injil. kedengar ga masuk akal yah Tuhan jadi manusia haha. jawabanya ada pada komentar teman diatas. bagaimana mungkin kita dapat mengisi selurh air laut kedalm tempurg kepala eh kelapa hehe…bagaimana mungkin otk anda yang sekilo dapat mengerti pikirn Allah dan bagaiman mungkin org yang dicipta dapat memahami penciptanya seluruhnya haha. The TRUHT will came if the TRUTH wich came in your self and to explain. Kiranya KEBENARAN yang sesungguhnya bisa menjelaskan sendiri pada anda… I lov u

  4. 14 October, 2009 12:25

    Kepada bangsa yang jahat ini tidak akan diberikan tanda dari surga, melainkan tanda seperti yang telah diberikan kepada orang-orang sekampung dengan Nabi Luth dan Nabi Yunus

  5. the tounge permalink
    10 February, 2010 14:42

    they started a war, as we fight back.. they said we are terrorists, and claim their self as a victim!!!! Paulus is responsible for 4 billion christians sins as they walkin in a dark like a dope and livin in lie!! to all my christian brother… understand your bible very deep, and you will ensured that that bible is a major fake! most of it were born from your ancient priest dirty minds with plenty of benefit orientation.
    get well sonn brother

    • believer permalink
      14 April, 2010 18:51

      Siapa yang percaya tidak akan binasa melainkan beroleh hidup yang kekal.
      JESUS IS A SAVIOUR THROUGH HIM HUMAN BEING CAN BE CONNECTED TO GOD AND SAVED.

  6. agung daeli permalink
    13 June, 2010 14:40

    Sebetulnya kalo mereka bisa baca Alqur an , sangat jelas di sana di nyatakan , tentang Yesus , anak Maryam, dan bagaimana Yesus, akan datang menghakimi dunia ini, ada di surat Albaqrah, surat Annisya, dan banyak lagi di surat lainnya. cuman salahnya mereka tdk baca artinya , hanya mengumandangkan saja yang di pelajari, sangat ber syukur kita orang percaya, Alkitab kita di buat sesuai dengan bahasa kita, karena mereka bisa baca tdk tau artinya. , Mari kita syukuri hal ini kita mempunyai Allah yang memberikan semua yang kita butuhkan dan dapat di pelajari , dapat di mengerti, dapat di pahami, itulah Alkitab, tdk sama dengan Alquran, yang harus beda mengumandang dengan artinya. Allah kita yang ajaib memberikan kita kemudahan.
    terserah bagi mereka yang tidak mengerti, jika Tuhan menghendaki akan dibuka semua penutup yang menutupi mata dan telinganya.
    GBU

  7. callme Jee permalink
    30 June, 2010 00:14

    well, mungkin rahasia besar ini akan terungkap kebenarannya ketika hariNya tiba. kita akan tau siapa yang benar dan yang salah dan semuanya mendapatkan bagian atas pilihannya dan saat itu tidak ada waktu untuk me’review’ ulang keputusannya. tapi sebelum itu, sudah benarkah pilihan iman kita?

  8. 27 May, 2011 02:28

    katkn tuhn tu 1,tuhn tdk brank n tdk d’prankan.. you undstan GBU fuck u all

  9. 27 May, 2011 02:31

    fuck yahudi n nasrani bedebah kalian.. Kita tunggu di hari kiamat

  10. Ardia permalink
    12 June, 2011 21:47

    Sudah terlalu lama Indonesia tercinta terkoyak oleh masalah SARa, masihkah kita yang muda ini selalu saling curiga akan perbuatan baik dari sekelompok orang ? Perbuatan baik adalah mulia, mengumpulkan harta di Sorga yang kekal yang karat dan pencuri tidak akan merusakkannya. Kita punya keyakinan masing-masing, dan kita yakin – yang kita yakini ini akan saling menyelamatkan orang-orang yang kita cintai supaya sama-sama tidak ‘tersesat’ dalam paradigma masing-masing. Yuk hidup dalam kerukunan dan damai sejahtera, kita sama-sama mengejar hadirat Tuhan yang mulia – dan biarkan hadiratNya yang mulia itu membukakan mata hati kita semua siapa sebenarnya Tuhan Allah yang kita muliakan, kita sembah dan yang sangat mengasihi kita itu.

    @Osama .. sudah bergaul karibkah kita dengan Tuhan Allah Yang Mulia, sudah seberapa banyak pengalaman kita bersama dengan Dia ? Sudahkah kita dengar suaraNya hari ini ?

    Inilah sebenarnya inti keKristenan yaitu berjalan bersama dengan Tuhan di dalam anugerahNya. Tuhan Yesus amat mengasihi dan merindukanmu .. sahabat !!

  11. Leo Leonardus permalink
    14 June, 2011 22:32

    Aku gak ngerti ada orang yang merasa betul-betul mengenal kekristenan dan dengan pe-de-nya ngatain Paulus itu pendusta dan pembengkok ajaran iman Kristen. Ulasannya tentang sejarah sepertinya betul-betul meyakinkan. Apa yang Paulus ajarkan tidak sedikitpun berbeda dari apa yang diyakini oleh murid-murid Yesus lainnya, yaitu bahwa Yesus itu benar-benar menderita sengsara, wafat di tangan bangsa durhaka, tetapi bangkit pada hari ketiga. Buat orang yang mengatakan Alkitab itu penuh kepalsuan, silahkan selidiki sendiri Kitab Anda! Telah lama tertulis bahwa yang hendak dikorbankan oleh Abraham di Pegunungan Moria itu adalah Ishak, tetapi Kitab Anda kemudian mengubahnya menjadi Ismael. Saya mau tanya, Kitab mana yang Otentik, dan mana yang Revisionis? Yang tertulis dalam Taurat itu otentik, karena itulah yang muncul terlebih dahulu. Gak da gunanya berdebat tentang perbedaan ini kan? Maka dari itu, jangan menilai agama saya keliru karena Anda berangkat dari sudut pandang Anda yang picik dan terlalu fanatik.

  12. Leo Leonardus permalink
    8 August, 2011 09:15

    Penilaian Anda tentang aktivitas kristenisasi Obor Berkat Indonesia dan LSM Vatikan sama sekali gak berdasarkan fakta. Agama saya mengajarkan kebaikan kepada siapa saja tanpa kecuali dengan KETULUSAN.

  13. amelia permalink
    17 October, 2011 02:02

    Oke, ini artikel lama. tapi entah bagaimana caranya saya terdampar di sini. viva internet!

    Saya tidak mau masuk ke dalam perdebatan “agama mana yang benar”, karena sampai dunia kiamat, perdebatan itu tidak akan pernah selesai. Untuk apa sih memperdebatkan masalah seperti itu? Apakah setelah mengklaim bahwa agama saya lah yang terbenar, maka otomatis saya akan masuk surga? tidak kan? Oleh karena itu saya akan mengkritisi tulisan ini secara ilmiah.

    Terlebih dahulu, saya ingin memuji penulis yang masih menggunakan kata-kata sopan dalam menulis artikel seperti ini. Karena biasanya, artikel sejenis artikel ini pastinya penuh dengan kata-kata makian tidak pantas dan tidak ada logika pemikiran yang runtut. Penulisan yang seperti ini merupakan tanda bahwa penulis cukup terpelajar, dan saya dorong untuk melanjutkan aktivitas menulisnya.

    Namun, jujur saja saya cukup sedih membaca artikel ini karena artikel ini penuh dengan kebiasan, subjektivitas penulis. Yang lebih membuat saya sedih adalah artikel ini dimuat oleh saman UI, sebuah perkumpulan mahasiswa UI yang berasal dari daerah NAD. Bagaimana mungkin seorang mahasiswa UI masih berpikiran sempit seperti ini? Apakah ini pertanda bahwa memang pemikiran bias agama untuk “mengadili” agama lainnya ini diperkenankan (atau jangan-jangan justru menjadi ajaran di UI)?

    Ada poin yang perlu saya sampaikan akibat ketidaksetujuan/kegelisahan saya terhadap tulisan ini:

    1. Kebiasan penulis sangat kental. Teramat sangat pekat. Sebuah logika yang amat bodoh, jika menilai dogma agama dari dogma agama lain karena pastinya tidak akan ada titik temunya. Tidak mungkin ada! Jika Islam memandang Kristen dengan kacamata Islam, jelas Kristen lah yang salah, maka demikian sebaliknya. Jika melihat Islam dari kacamata Hindu, jelas mereka terang-terangan mengatakan bahwa Islam lah agama yang salah dan demikian seterusnya. Oleh karena itu, dewasalah penulis!

    2. Saya kutip tulisan Anda:
    “Logika sehatnya, kehadiran orang-orang misi Kristen di Aceh –sebuah negeri Muslim,”

    Sejak kapan Aceh adalah sebuah negeri? Setau saya hingga saat ini, Aceh adalah sebuah propinsi di sebuah negara yang bernama Indonesia. Apakah Indonesia negara Muslim? Jelas tidak! Tidak ada satu kata pun di dasar negara kita, Pancasila maupun dasar hukum negara kita yang menyatakan bahwa Indonesia adalah negara Islam. Dasar negara kita, yakni Pancasila tercinta, mengatakan di sila pertamanya “Ketuhanan yang Maha Esa” , ini jelas menyiratkan bahwa negara kita tidak ada bau2 ke-Islamanya. Indonesia adalah sebuah negara sekuler, dengan 80 persen penduduk memeluk agama Islam. Jadi, Indonesia BUKAN negara Islam, tetapi negara sekuler dengan mayoritas penduduk beragama Islam. Aceh sebagai propinsi, masih menjadi bagian dari negara sekuler tersebut.

    3.Rasa diri yang paling benar dalam tulisan penulis sangatlah kental. Di satu sisi, penulis menuliskan beragam upaya Kristenisasi yang dilakukan oleh “pihak-pihak Barat” atau pihak apapun. Menuliskan segala kebaikan orang Islam dan keburukan orang Kristen. Jelas ini adalah suatu bentuk propaganda, yang tidak memenuhi kaidah utama dalam jurnalisme, yakni cover both side dan objektivitas.

    Apakah penulis tidak tahu bahwa upaya Islamisasi juga sangatlah kental di negara ini? Bahkan, bisa jadi dengan skala yang lebih parah karena hal ini sampai sempat menjadi bahan pembicaraan media massa nasional, bahkan internasional? Tidak perlu membahas hingga masalah Ahmadiyah, pemutaran film “?” di SCTV yang batal akibat tekanan pihak tertenu, hingga masalah pengajian berjemaah yang membuat kerap membuat macet jalanan ibukota akibat pemblokiran umat yang “seenak udelnya”.

    Contoh yang sangat dekat bahkan ada, dan terjadi di Universitas Indonesia, yang konon world class university. Saya heran, bisa-bisanya universitas sekelas itu mewajibkan setiap mahasiswa baru untuk ikut acara ESQ dan bisa-bisanya berkata bahwa acara tersebut diperuntukan “untuk semua penganut agama” di saat kontennya jelas penuh dengan muatan Islamisasi? Mungkin Anda yang beragama Islam tentu tidak merasakannya, tapi silahkan tanya kepada teman Anda yang non-Muslim, tentu saja Anda akan mendapat respon yang berbeda.

    Akhir kata, saya tidak mau masuk ke dalam perdebatan agama. Saya hanya mau membuka pikiran setiap orang, termasuk penulis untuk tidak melihat agama sebagai masalah yang hitam dan putih. Berpikirlah lebih kritis! Pada kenyataannya, sepanjang sejarah kehidupan manusia, agama lebih banyak membawa perpecahan dan kehancuran daripada kebaikan. Silahkan lihat Perang salib, Abad Pertengahan, dan negara seperti Iran dan teroris yang menghalalkan apapun demi agama. Dan pada akhirnya pula, agama tidak lebih dari sekadar alat yang bisa digunakan penguasa untuk mengontrol rakyatnya untuk menjadi patuh.

    Dan itu berhasil dirangkum oleh Seneca menjadi kalimat sederhana yang menggambarkan dengan baik apa itu agama:

    “Religion is regarded by the common people as true, by the wise as false, and by the rulers as useful”

    Salam!

    PS: semoga SAMAN UI bisa lebih selektif untuk menerbitkan artikel. Artikel seperti ini mungkin cocok jika masuk ke website keagamaan yang tidak perlu common sense mendalam. Namun amat tidak cocok jika dimasukan ke dalam laman web yang membawa embel-embel universitas yang (dianggap) prestigius.

    • www.zaicomp.com permalink
      29 October, 2011 22:40

      salam saudari amelia,
      saya setuju dengan anda bahwa agama bukan untuk diperdebatkan. tapi saya ingin mengomentari pendapat anda “Sejak kapan Aceh adalah sebuah negeri?” kalau ditanya sejak kapan, sebelum adanya indonesia aceh adalah sebuah negeri. dan setelah itu aceh bergabung dengan indonesia. tapi makna dari tulisan yg diatas bukan dimaksudkan aceh adalah sebuah negara… karna makna negeri dapat diartikan sebuah daerah ataupun propinsi…. selanjutnya adan tidak ingin berdebat masalh agama, knapa dalam komentar anda menyinggung masalh agama…. salam dari negeri jauh di ujung dunia 🙂

  14. 23 May, 2012 18:06

    siapapun kita dan dimanapun, kita orang yang (merasa) beragama justru menghina dan mencari ketidak benaran agama orang lain. Tuhan Allah justru yang akan merasa sedih menihat umatnya berusaha menghancurkan kepercayaan orang lain, berusaha mencari kesalahan dan membenarkan apa yang sekarang dia adalah bagian didalamnya < sifat murni manusia.

    akhir kata, jangan urusi apa yang bukan urusan kalian. saya tahu kalian (mungkin) PERDULI satu sama lain dan berusaha untuk mengembalikan umat lain ke jalan yang benar. tapi bagaimanapun cara yang paling baik bukanlah mencerca, mencari – cari kesalahan, bukti atau fakta. tapi dengan menunjukan bahwa agama yang kalian anut memiliki umat yang baik. itu lebih mudah juga tidak menimbulkan Pro dan Kontra.

    maaf dan terimakasih.

Leave a reply to agung daeli Cancel reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.